Motivasi
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald,
yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75)
motivasi belajar dapat juga
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan
Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan
motivasi sebagai suatu energi
penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk
bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang
mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas. Masih dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara
harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa
pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Pengertian belajar
menurut Morgan, mengatakan bahwa
belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan
menurut Moh. Surya (1981:32),
belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa
pengertian motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa
(dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Jenis-jenis
Motivasi
a) motivasi intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam
artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno
(2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam
diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi
intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.
Contohnya : siswa yang belajar, karena memang dia
ingin mendapatkan pengetahuan, nilai ataupun keterampilan agar dapat mengubah
tingkah lakunya, bukan untuk tujuan yang lain. Intrinsic motivations
are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purpose.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya.
b) motivasi ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51)
menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak
diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry
Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan
sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Misalnya, seseorang belajar karena tahu besok
akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan
dipuji oleh guru, atau temannya atau bisa jadi, seseorang rajin belajar untuk
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya. Jadi, tujuan dari
belajar bukan untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu, tetapi ingin mendapatkan
nilai baik, pujian ataupun hadiah dari orang lain. Ia belajar karena takut
hukuman dari guru atau orang tua. Waktu belajar yang tidak jelas dan tergantung
dengan lingkungan sekitar juga bisa menjadi contoh bahwa seseorang belajar
karena adanya motivasi ekstrinsik.
Pengaruh
Motivasi
Referensi
Skripsi, Pengaruh Motivasi Belajar -
Siswa adalah sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, sekolah dapat mencapai
tujuannya. Seiring dengan itu pula siswa sebagai anggota sekolah mengupayakan
agar pendidikan tetap berlangsung kehidupannya serta mengembangkannya untuk
mencapai kemajuan yang diinginkan, karena sebagai salah satu bentuk kehidupan.
Sekolah ini pun terikat dalam proses keberadaan pertumbuhan dan perkembangan.
Pendidikan
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan meningkatkan
kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan memanfaatkan, mengembangkan, serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM berkualitas sangat penting,dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan . Oleh karenanya, perluasan dan
pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu prioritas utama dalam
pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan tingkat dasar, menengah
dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian
diperluas 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam
pendidikan. Dengan demikian, setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk
mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas minimal sampai tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
Penempatan
siswa merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya motivasi
belajar siswa pada suatu sekolah. Penempatan siswa adalah bentuk dari
pengembangan sumberdaya manusia yang mengarah pada pencapaian keunggulan
sekolah karena penempatan siswa adalah bentuk usaha meningkatkan motivasi
belajar siswa. Penempatan siswa akan membawa dampak positif karena akan mampu
meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa terhadap tugas-tugasnya.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Definisi terlengkap tentang apa yang
dimaksud dengan “Sumber Daya Manusia” dapat ditarik dari uraian Davydov tentang
potensi manusia. Ia mengatakan: “Penemuan mutakhir dalam ilmu antropologi,
psikologi, logika, dan faal mengungkapkan bahwa kemampuan manusia itu sangat
luas. Penemuan ilmu pengetahuan menunjukan bahwa otak manusia mempunyai
cadangan yang sangat besar. Dalam keadaan biasa manusia hanya menggunakan
sebagian kecil dari kemampuannya. Jika kita dapat mengembangkan setengah dari
kapasitas kemampuan kita, dengan mudah kita dapat menguasai 40 bahasa,
menghafal ensikiopedia (yang besar) dan meraih berlusin-lusin gelar akademis”.
Manajemen
sumber daya manusia mencakup perencanaan untuk mencegah penggunaan tenaga kerja
secara berlebihan atau di bawah kebutuhan pendayagunaan guna mencapai
optimalisasi hasil kerja. Pengembangan dilakukan untuk menjamin cadangan tenaga
kerja yang terampil, mewujudkan hubungan antar pribadi dalam rangka menjamin
terlaksananya kegiatan yang efektif dan menjalin hubungan industrial dengan
tenaga kerja guna mewujudkan manajemen partisipatif dan pendayagunaan tenaga
kerja yang semi terlatih.
Dengan demikian permasalahan sumber
daya manusia harus ditinjau dari beberapa segi antara lain yang paling
menentukan adalah:
1. Pertimbangan filosofis,
2. Pertimbangan perilaku, dan
3. Pertimbangan ekonomi.
Upaya pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia tidak dapat terlepas
dari tiga pertimbangan diatas (Bennet N.B. Silalahi,2000: 2).
Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif. Motif berarti suatu perangsang atau dorongan
dari dalam (inner drive) yang menyebabkan seseorang membuat sesuatu. Payaman J.
Simanjuntak (2001:199) mengatakan bahwa, motivasi dalam sekolah merupakan
proses bagaimana menumbuhkan dan menimbulkan dorongan supaya seseorang berbuat
atau belajar.
Oleh
sebab itu setiap guru akan selalu mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang
efektif dan efisien. Untuk itu perlu diadakan perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain hal-hal itu semua
dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Dengan
demikian motivasi adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk
menimbulkan dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para
siswanya.
Motivasi Belajar Menurut Para Ahli
1. Menurut pendapat Dessler (1993) dalam Kuswadi (2004 : 328) bahwa :
Motivate
to represent matter modestly because people is basically motivated or impelled
for berperilaku in way of certain felt instruct at deserts acquirement.
Artinya
: Motivasi merupakan hal yang sederhana karena orang-orang pada dasarnya
termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan
mengarah pada perolehan ganjaran.
2.
Menurut Mohammad As’ad (2003 : 120) bahwa :
Motivate
is oftentimes interpreted with motivation term, the energy or motivation
represent soul motion and corporeal to do so that the the motif represent a
driving force moving human being to comport, and in its deed have a purpose
certain.
Artinya
: Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan, dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif tersebut
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku
dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Meningkatkan Motivasi
1.
Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang
justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah
nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para
siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh
guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang
sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai
afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2.
Hadiah
Hadiah
dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk
suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3.
Kompetisi
Persaingan,
baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4.
Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu
dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5.
Memberi Ulangan
Para
siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan
jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas
belaka.
6.
Mengetahui Hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7.
Pujian
Apabila
ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu
diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.
Hukuman
Hukuman
adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara
tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu,
guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Hal
senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a)
Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada
permulaan belajar
mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang
guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya
kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b)
Hadiah.
Hadiah
akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah
untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c)
Saingan/kompetisi.
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d)
Pujian.
Siswa
yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih
termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e)
Hukuman.
Hukuman
akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah
diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan
kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel,
mengarang dan lain sebagainya.
f)
Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya
adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru
juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara
menggunakan metode
yang menarik dan mudah dimengerti
siswa.
g)
Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan
belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
Membantu
kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil
belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu
penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang
menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa
untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.
i)
Menggunakan metode
yang bervariasi.
Metode
yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada
siswa.